Oleh: H Imam
Nur Suharno SPd MPdI dikutip dari Republika.co.id
Setiap orang
pasti mendambakan rezeki yang halal, baik, berkah, dan melimpah. Tentu, dengan
rezeki tersebut seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan untuk
mendapatkannya, selain dengan bekerja keras secara ikhlas, tuntas dan cerdas,
seseorang harus mengetahui amalan-amalan apa saja yang dapat memperlancar
turunnya rezeki.
Di antara
amalan-amalan tersebut adalah, pertama, memperbanyak istighfar dan bertaubat.
“Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh
[71]: 10-12).
Kedua,
meningkatkan ketakwaan. “….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS At-Thalaq [65]: 2-3).
Ketiga, gemar menyambung tali silaturrahim. “Barangsiapa yang ingin dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali
silaturrahim.” (HR Bukhari dan Muslim).
Keempat,
gemar mendermakan harta. “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki
bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi
(siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka
Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS
Saba’[34]: 39).
Kelima,
membiasakan ibadah dengan benar. ”Sesungguhnya Allah berfirman, ”Wahai anak
Adam, sibukkanlah untuk beribadah kepada-Ku, niscara akan Aku penuhi dadamu
dengan kekayaan dan Aku tutup kefakiranmu. Jika tidak kamu lakukan niscaya akan
Aku penuhi pada kedua tanganmu kesibukan dan tidak Aku tutup kefakiranmu.” (HR
Ahmad).
Keenam,
menunaikan ibadah haji dan umrah. ”Lakukanlah haji dan umrah, karena keduanya
akan menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat besi,
emas, dan perak.” (HR Ahmad).
Ketujuh,
hijrah di jalan Allah (fisabilillah). ”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat
yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa’ [4]: 100).
Kedelapan,
tawakkal kepada Allah. ”Seandainya kalian mau bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana
burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam
keadaan kenyang.” (HR Ahmad dan Tirmidzi).
Kesembilan,
mendawamkan shalat Dhuha. “Barangsiapa shalat Dhuha enam rakaat, ia akan
dicukupi kebutuhannya hari itu.” (HR Thabrani dan Abu Darda’).
Kesepuluh,
menafkahi penuntut ilmu. Anas bin Malik RA berkata, ”Dulu ada dua orang
bersaudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis
Rasulullah SAW, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja
itu mengadu kepada Rasulullah SAW (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya
itu). Maka Nabi SAW bersabda, ”Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab
dia.” (HR Tirmidzi). Wallahu a’lam.
Penulis
adalah sahabat Republika Online
0 komentar:
Posting Komentar